Tapi kita ingin melihat ironi dari sudut pandang positif, masih dengan arti yang sama yaitu pernyataan yang merupakan lawan dari arti sebenarnya. Mari kita memaknai ironi pada sisi positif, sisi prasangka baik yang mungkin selalu dinilai lugu dan polos oleh sebagian orang.
Seperti seorang bayi yang menerima susu sapi, karena Ibunya harus bekerja untuk mencukupi semua kebutuhan bayinya (termasuk susu sapi) sehingga ia tidak memiliki waktu untuk memberi ASI. Maka bayi ini berfikir bahwa ia diberikan susu terbaik dengan prebiotik, Omega 6 dan lain sebagainya yang lebih baik dari ASI. Kelak saat besar nanti ia mengetahui bahwa Ibunya tidak memberikan hak inisiasi dini atas dirinya, ia tidak akan kecewa karena ia berfikir bahwa ini adalah yang terbaik baginya.
Seperti seorang musisi yang berteriak anti pembajakan atas karya yang ia mixing dengan software bajakan. Seperti kita menutup hidung saat buang air besar. Seperti saat kita meringkuk di balik bad cover tebal, sesaat setelah men-set AC di 16 derajat celcius pada sebuah kamar di kota Jakarta yang selalu bersuhu di atas 24 derajat celcius. Seperti saat meilhat tagline ” Indonesia Sayonara Panas” dari produk AC yang memicu pemanasan global. Seperti mengetik anti kapitalis dengan menggunakan MS Word huahahaha. Mari kita merespon ini dengan lebih positif..pernah dengar tips semakin mengenal lawan, semakin mudah membunuhnya hehehehe!!
Menjadi Kreativist Sejenak,
Kirimkan Karya Sebelum 30 JULY 2009
Kirimkan Karya Sebelum 30 JULY 2009
ke bajigurkreatif@yahoo.com
ed.bajigur
0 speaks:
Post a Comment